RAJA NUSANTARA | BANDAR TOGEL TERPERCAYA | Di India Kecelakaan lalu lintas membunuh lebih banyak orang India dibandingkan terorisme atau ekstremisme


Raja Nusantara - Menteri Transportasi dan Jalan Raya, Nitin Gadkari menyatakan, jalan-jalan di India telah membunuh lebih banyak dibandingkan teroris.

Hal ini tak lain, angka kematian di jalan India pada 2017 mencapai 147.913 atau rata-rata 405 per hari.

Melansir dari Al Arabiya, jumlah tersebut sudah lebih rendah sekitar 1,9 persen dibandingkan tahun 2016.

Dari total jumlah korban tewas tersebut, sebanyak 20.457 di antaranya adalah pejalan kaki.

Angka kematian di jalan raya di India yang mencapai lebih dari 100.000 jiwa setiap tahunnya.

Sangat jauh di atas korban kecelakaan lalu lintas di AS yang hanya 40.000 jiwa.

Padahal, jumlah kendaraan di AS lebih banyak dibandingkan di India.

Hal tersebut menunjukkan betapa tidak amannya jalan di India dibandingkan dengan AS.

"Kecelakaan lalu lintas membunuh lebih banyak orang India dibandingkan terorisme atau ekstremisme sayap kiri, yang kerap disebut sebagai ancaman terbesar bagi keamanan bangsa," kata Gadkari.

"Jumlah korban tewas akibat kecelakaan di jalan di India juga lebih banyak daripada semua perang yang pernah dihadapi India sejak 1947," tambahnya.

Sejak kemerdekaan India pada 1947, negara itu telah menjalani lima peperangan, yakni empat kali dengan Pakistan dan sekali melawan China.

Jumlah resmi pasukan yang tewas dalam perang-perang tersebut adalah 10.253 orang.

Hal itu berarti jumlah korban tewas di jalan India per tahun mencapai 15 kali jumlah korban perang sejak 1947.

Menurut Gadkari, sistem lalu lintas di dalam negeri perlu untuk dirombak lantaran dari sisi infrastruktur yang dianggap tak mampu mengimbangi peningkatan volume kendaraan yang ada.

Karenanya, pihaknya akan lebih memprioritaskan pada mengurangi jumlah korban kecelakaan di jalan daripada membangun lebih banyak jalan.

Dari segi ekonomi, kerugian materiil akibat kecelakaan lalu lintas di India hampir mencapai 3 persen dari pendapat negara atau hampir mencapai 8,2 miliar dolar (sekitar Rp 124 triliun) per tahun.

Gadkari juga menyebut 30 persen surat izin mengemudi yang beredar di masyarakat adalag palsu dan Badan Pengatur Lalu Lintas telah menjadi sarang praktik suap dan korupsi.

Untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah mengumumkan anggaran sebesar 1,65 miliar dolar (sekitar Rp 25 triliun) akan dialokasikan untuk memperbaiki 726 lokasi rawan kecelakaan di seluruh negeri.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.