RAJA NUSANTARA | BANDAR TOGEL TERPERCAYA | Inilah Penyebab Kenapa Suku Sentinel Sangat Menolak Adanya Orang Asing Yang Memasuki Pulau Mereka.



Raja Nusantara - Nama seorang turis asal Amerika Serikat, John Allen Chau mendadak mewarnai berbagai media massa.

Ia tewas dipanah saat mengunjungi Pulau Sentinel di Kepulauan Andaman, India.

Pelakunya siapa lagi kalau bukan suku Sentinel yang merupakan penduduk asli di sana.

Dikutip dari New York Times, Minggu (25/11) suku Sentinel sendiri memang dikenal barbar karena bakal membunuh siapapun yang memasuki pulau mereka.


Mereka juga menolak adanya modernisasi.

Laporan dai India Today mengatakan jika suku ini tidak mengenal berjabat tangan sebagai salam keakraban.

Sebagai gantinya sesama anggota suku menggunakan salan dengan duduk di pangkuan satu sama lain dan mendaratkan tamparan hangat di punggung.

Akan tetapi keramah tamahan mereka berubah 180 derajat menjadi berang tatkala ada orang asing masuk ke pulau.

Kapak, panah dan senjata tajam lainnya akan melesat menyasar orang asing tersebut.

Akan tetapi anggota suku Sentinel pernah diculik.

Pada akhir abad 19 ketika India masih sebagai koloni Inggris, seorang perwira Royal Navy, Murice Vidal Portman mendarat di pulau Sentinel.


There's been a lot of talk about the missionary killed by the natives of North Sentinel Island. They're probably so aggressive because of this weirdo, Maurice Vidal Portman. So here's a big thread about this creep and some facts from my decade-long obsession with the island. — Respectable Lawyer (@RespectableLaw) November 23, 2018

Di sana ia bertemu dengan suku yang paling misterius di dunia.

Vidal yang dikawal pasukan bersenjata lengkap lantas mendatangi suku Sentinel dan mengamati kegiatan meramu dan berburu suku tersebut.

Vidal juga melihat suku Sentinel makan akar, kura-kura dan menyimpang tengkorak babi hutan.

Terpesona akan keunikan suku itu, Vidal bersama anak buahnya menculik beberapa anggota suku yang terdiri dari pasangan orang dewasa dan empat anak.

Anggota suku Sentinel itu dibawa keluar pulau dan ditempatkan pada pulau lainnya.

Rupanya anggota suku yang diculik dibawa ke sebuah fasilitas penjara.

Anggota suku yang dewasa lantas menjalani eksperimen oleh psikolog-psikolog kerajaan Inggris.

Saking tak kuatnya, mereka meninggal.

Sadar jika eksperimennya sia-sia belaka, Vidal kembali ke pulau Sentinel.

Disana ia mengembalikan anggota suku yang masih anak-anak.

Saat itu anggota suku Sentinel mencapai 8.000 orang, namun saat ini tinggal 150 jiwa saja.

Gegara kejadian penculikan ini, suku Sentinel menjadi antipati dengan segala bentuk kehadiran asing.

"Kemungkinan penduduk pulau trauma dengan peristiwa penculikan, atau mungkin mereka takut pada penyakit asing," demikian laporan New York Times.

"Sentinel ingin dibiarkan sendirian," kata antropolog, Anup Kapur.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.