BEGINI DETAIL RESPONS AS JIKA DISERANG NUKLIR PUTIN
Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) Jenderal David Goldfein merinci detail detik demi detik respons Pentagon jika diserang oleh senjata nuklir rezim Vladimir Putin yang berkuasa di Rusia.
Rincian respons ini dia beberkan dalam seminar "Mitchell Institute for Aerospace Studies Nuclear Deterrence". Begitu rudal berhulu ledak nuklir Rusia ditembakkan ke wilayah AS, Pentagon dalam langsung memberi lampu hijau serangan udara, laut dan darat yang akan mengurangi petak-petak Rusia menjadi puing-puing.
Militer Presiden Vladimir Putin selama ini sesumbar misil-misil Zirkon-nya yang hipersonik dapat menghantam sasaran-sasaran di wilayah Amerika Serikat hanya dalam waktu lima menit.
Misil-misil berkecepatan 11.265 km/jam yang menghancurkan itu kemungkinan besar akan diluncurkan dari kapal selam nuklir yang tersembunyi di kedalaman 402 km sebuah perairan di lepas pantai Amerika.
Militer Putin juga dapat meluncurkan rudal Sarmat 200 ton-nya yang memiliki jangkauan 24.140 km dengan kekuatan ledak 20 megaton. Setiap rudal Sarmat tersebut mampu menghancurkan area seluas Texas.
Namun, satelit militer Pentagon akan bertindak dalam hitungan detik dengan mengirimkan peringatan darurat ke petinggi militer AS. Dalam hitungan detik itu pula, militer Amerika—yang beroperasi di bawah perintah Presiden—akan memerintahkan jet tempur F-35, pesawat pengebom B2 Spirit, kapal selam nuklir, dan kapal perang untuk menyerang.
Rincian itu diungkap Jenderal Goldfein hanya dua minggu setelah laporan Pentagon yang bocor mengungkapkan AS dengan tegas percaya nuklir dapat menciptakan hasil yang menentukan selama perang skala penuh.
Jenderal Goldfein mengungkapkan tiga langkah penting yang diperlukan untuk meluncurkan serangan balasan nuklir terhadap mesin militer Putin. Dia menilai Rusia sebagai kekuatan penyerang yang paling memungkinan. "Jika perang dengan kekuatan nuklir terjadi, saya sepenuhnya berharap tiga lampu menyala pada telepon sakelar merah saya di kantor," katanya, seperti dikutip news.com.au, Kamis (4/7/2019).
"Panggilan pertama adalah Komandan Sekutu Tertinggi Eropa, Jenderal Tod Wolters, yang akan memberi tahu saya apa yang dia butuhkan untuk bergabung dengan pasukan NATO untuk menghentikan aktivitas musuh dan menumpulkan tujuan mereka," ujarnya.
Dia mengatakan NATO kemudian akan meluncurkan serangan balik besar-besaran."Termasuk jet tempur, pesawat pengebom, tanker, pasukan luar angkasa, (pasukan) siber, dan tim operasi khusus yang dilatih dan siap untuk perang kelas atas," ujarnya.
Hal itu mungkin berarti pesawat pengebom nuklir—seperti B2 Spirit—menggunakan mode siluman dan ketinggian untuk mengejar pertahanan udara musuh sambil menghindari radar mereka.
Jet tempur F-35 Angkatan Udara AS juga dipersenjatai dengan senjata nuklir termasuk B61-12 yang strategis, yang dapat ditembakkan atau dijatuhkan pada sasaran.
Sangat mungkin bahwa jet tempur dan pesawat pengebom dapat menghancurkan pertahanan udara, atau bahkan situs peluncuran senjata nuklir musuh, jika diperintahkan oleh Presiden. Serangan itu berpotensi menghabisi seluruh kota musuh.
"Begitu saya menutup telepon dengannya (Komandan NATO) akan ada dua lampu lainnya yang berkedip. Dan saya akan berbicara dengan komandan NORAD (Komando Pertahanan Aerospace Amerika Utara) dan dia akan memberi tahu saya apa yang dia butuhkan untuk mendukung peningkatan jejak kakinya untuk pertahanan tanah air," papar Jenderal Goldfein.
Pertahanan tanah air AS tersebut akan mencakup semua yang jelas untuk siap dan meluncurkan Sistem Pencegat Berbasis-Darat (GBI) dari tanah AS dan di Eropa.
Senjata pertahanan ini akan ditembakkan ke luar angkasa untuk melacak dan mencegat serangan rudal balistik antarbenua (ICBM) musuh sebelum menghantam sasaran di daratan AS.
Namun, ICBM tidak hanya pecah dalam penerbangan karena hulu ledak dan badan re-entry terpisah, tetapi itu juga secara desain terbang dengan umpan untuk membingungkan GBI.
Dalam beberapa tahun terakhir, Badan Pertahanan Rudal AS berhasil menghancurkan ICBM dengan GBI dan mereka sekarang bekerja untuk mengintegrasikan beberapa pencegat ke dalam satu rudal.
Jenderal AS tersebut kemudian berbicara tentang peran penting kapal selam rudal balistik negaranya yang diam-diam berpatroli di kedalaman.
Senjata-senjata ini dimaksudkan untuk memastikan kemampuan "serangan kedua" besar-besaran untuk memastikan penghancuran siapa pun yang melancarkan serangan nuklir terhadap AS.
Angkatan Laut AS memiliki total 18 kapal selam kelas Ohio yang terdiri dari 14 kapal selam rudal balistik (SSBN), dan empat kapal selam rudal jelajah (SSGN).
Masing-masing dari kapal sepanjang 170 meter dapat membawa 24 rudal balistik Trident II yang diluncurkan atau ditembakkan dari bawah air untuk menyerang sasaran lebih dari 11.265 km.
Singkatnya, salvo penuh dari kapal selam kelas Ohio—yang dapat diluncurkan dalam waktu kurang dari satu menit—dapat mengeluarkan hingga 192 hulu ledak nuklir untuk menghapus 24 kota dari peta.
Awal tahun ini, Putin mengungkapkan akan membidikkan senjata nuklir Rusia ke AS jika Presiden Donald Trump mengirimkan rudal jarak menengah ke Eropa.
Pemimpin Rusia itu tanpa basa-basi mengatakan dia akan menargetkan AS dan negara Eropa yang jadi tuan rumah rudal jarak menengah Amerika.
Tidak ada komentar: