Koala dan Walabi Terancam Punah Akibat Kebakaran di Australia



Rajanusantara -
Kebakaran hutan besar-besaran telah menghancurkan lebih dari 11,2 juta hektare lahan dan hutan di Australia. Luas ini hampir setara dengan setengah wilayah Inggris. Kebakaran menghancurkan dan merusak habitat beberapa hewan asli. Banyak hewan ternak juga mati karena kehabisan makanan dan tidak punya tempat tinggal.
"Ini adalah bencana ekologis, bencana yang masih berlangsung," ujar Menteri Keuangan Frydenberg kepada wartawan, Senin (13/01), ketika mengunjungi Rumah Sakit Port Macquarie Koala, tempat 45 koala dirawat akibat menderita luka bakar.
Gambar-gambar kanguru, koala dan posum yang terbakar serta rekaman orang yang mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan hewan asli benua itu telah menyebar ke seluruh dunia.
Baca juga: Korban Kebakaran di Australia Terus Bertambah, Asapnya Sampai ke Amerika Selatan
WWF Australia mengatakan kepada pemerintah bahwa terdapat 13 jenis hewan yang habitatnya telah hancur atau rusak parah, seperti tiga spesies yang terancam punah yaitu katak corrobore dari selatan, burung pemakan madu dan burung beo tanah barat.
"Proporsi besar area seperti Hutan Hujan Gondwana dan Blue Mountains World Heritage Areas, Pegunungan Alpen Australia dan Stirling Ranges di Australia Barat menderita kebakaran yang sangat besar," kata WWF dalam sebuah pernyataan.
Jatuhkan paket wortel dari udara
Dalam sebuah misi yang bertajuk Operation Rock Wallaby, staf taman nasional menggunakan helikopter untuk mengangkut ribuan kilo wortel dan ubi jalar untuk makan walabi di daerah terpencil di negara bagian New South Wales (NSW).
"Penyediaan makanan tambahan adalah salah satu strategi utama yang kami gunakan untuk mendukung kelangsungan hidup dan pemulihan spesies yang terancam punah seperti walabi batu berekor sikat," kata menteri lingkungan NSW Matt Kean.
"Para walabi biasanya bisa menyelamatkan diri dari api, tetapi kemudian terlantar dan makanan alami mereka terbatas ketika api melahap vegetasi di sekitar habitat berbatu tempat mereka tinggal."
Sementara Komisioner Spesies Terancam, Sally Box, mengatakan sekitar 30 persen habitat koala yaitu hutan eukaliptus - yang mereka gunakan untuk makanan dan tempat tinggal - di negara bagian NSW mungkin telah musnah. Bulu koala yang tebal dan kecenderungan mereka untuk memanjat pohon lebih tinggi ketika terancam adalah hal yang menghambat mereka untuk bergerak cepat ketika kebakaran terjadi.
Menteri Lingkungan Federal Sussan Ley mengatakan akan diajukan ulasan tentang apakah populasi koala tertentu harus terdaftar sebagai "terancam" alih-alih "rentan".
"Segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan dan memulihkan habitat koala, akan dilakukan, termasuk pendekatan inovatif yang mempertimbangkan apakah benar-benar bisa menempatkan koala di daerah bukan asalnya," ujar Ley.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.