6 MITOS SALAH TENTANG INFEKSI GENITAL HERPES


Ternyata, hampir dua-pertiga dari populasi global terinfeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), menurut laporan terbaru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Para peneliti WHO memperkirakan, ada 3,7 miliar orang di bawah usia 50 terinfeksi HSV-1, yang dikenal sebagai penyebab cold sore (Cold sore adalah luka atau lepuhan yang berisi cairan yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex tipe-1).

Lalu, ada 417 juta orang di seluruh dunia berusia 15-49 memiliki HSV-2, jenis yang paling sering dianggap sebagai penyakit menular seksual.

Ada 140 juta orang dewasa mengalami infeksi genital disebabkan oleh HSV-1. Artinya, ada setengah milyar penduduk Bumi menderita infeksi seksual jenis herpes.

Herpes adalah infeksi yang sangat umum. Namun demikian, pengetahuan kita mengenai herpes masih sangat kurang, bahkan kita cenderung memercayai berbagai mitos. Berikut adalah beberapa mitos mengenai herpes dan fakta untuk meluruskan pemahaman kita yang mungkin selama ini, salah.

Mitos: Saya tidak pernah menunjukkan gejala, jadi saya pasti tidak memiliki herpes.

Sayangnya, tidak terlihatnya gejala tidak berarti Anda bebas herpes. Banyak orang yang terinfeksi virus tidak pernah mengalami gejala yang nyata, kata Mary Rosser, MD, PhD, direktur kebidanan dan kandungan di Montefiore Medical Center.

Ketika mereka memilikinya, sering mereka tidak tahu bahwa itu adalah herpes. Hal ini menjelaskan mengapa 87,4% individu yang terdiagnosis terinfeksi virus herpes, mengaku tidak memiliki gejala, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

"Gejala herpes seperti ruam panas, gatal, infeksi jamur dan reaksi alergi bisa sangat ringan dan bahkan tersamar dengan gejala penyakit yang lain," kata Fred Wyand, direktur komunikasi American Association Kesehatan Seksual (ASHA).

Mitos: Baru-baru ini, saya menjalani uji penyakit seksual menular jadi saya tahu bahwa saya bersih dari herpes.

Jika pengujian dilakukan menurut standar CDC, berarti herpes tidak termasuk di dalamnya. Tes darah untuk herpes hanya memberitahu apakah Anda telah terkena virus atau tidak, kata Dr . Raquel Dardik, MD, profesor kedokteran di NYU Langone’s Joan H. Tisch Center for Women’s Health.

Itu sebabnya, pengujian herpes tidak dimasukkan ke dalam paket yang diwajibkan ada dalam suatu pemeriksaan infeksi seksual.

Pun jika Anda melakukannya, lalu hasilnya positif, akan menimbulkan berbagai macam pertanyaan seperti kapan, bagaimana dan di mana Anda terinfeksi. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak terjawab dalam tes yang Anda lakukan.

Hal-hal rumit lainnya adalah, virus herpes sangat mirip dengan virus yang menyebabkan herpes zoster dan cacar air. Jadi, jika Anda pernah mengalami salah satu di antara keduanya, hal itu bisa mengacaukan hasil pemeriksaan, Dr. Rosser menambahkan.

Jadi bagaimana Anda tahu jika Anda memiliki herpes? Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan menunggu sampai Anda memiliki wabah lesi. Jika lesi sudah muncul, dokter dapat melakukan tes pada luka atau lesi untuk menentukan apakah itu memang herpes dan jenis apa yang Anda hadapi.

Mitos: Tanpa wabah yang jelas terlihat, herpes tidak akan menular.

"Ada beberapa hari dalam setahun ketika virus herpes menjadi tidak aktif dan mungkin ditransmisikan tanpa gejala ini," jelas Wyand. Karena itulah, sangat penting bagi kita untuk selalu waspada, termasuk untuk selalu mempraktikkan seks yang aman.

Meski risiko penularan tidak akan pernah menjadi nol, ada beberapa langkah yang Anda dan pasangan dapat lakukan untuk mengurangi risiko penularan, yaitu; menghindari seks selama ada wabah, menggunakan kondom dan melakukan terapi supresif (obat antivirus seperti Valasiklovir) atas petunjuk dokter.

Rosser menambahkan, komunikasi tidak hanya penting untuk memiliki seks yang hebat dengan pasangan, tetapi juga untuk mencegah penyebaran herpes. Jika Anda terinfeksi, jujur dan biarkan pasangan Anda tahu.

Mitos: Saya tidak bisa punya anak jika memiliki herpes.

"Ketika pasien saya mengetahui bahwa mereka memiliki herpes, mereka sering bertanya kepada saya, Apakah saya masih bisa punya anak?'" kisah Dr. Rosser.

Jawabannya adalah herpes tidak memengaruhi kesuburan Anda dengan cara apapun dan ada banyak pilihan persalinan yang aman untuk memastikan virus tidak menulari bayi Anda, katanya. (Herpes genital dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur).

Mitos: Jika pasangan saya tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda herpes, berarti dia selingkuh.

Jika Anda sudah monogami dengan pasangan selama 5, 10, bahkan 20 tahun, kemudian dia menunjukkan gejala nyata menderita herpes, satu-satunya penjelasan logis adalah perselingkuhan, bukan?

Belum tentu. Mirip dengan HIV atau cacar air, virus herpes adalah virus yang memiliki kemampuan untuk tertidur dalam tubuh Anda selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan tanda-tanda atau gejala.

"Anda bisa saja terinfeksi saat usia 20-an, dan virus mungkin muncul lagi ketika Anda 40," kata Dr. Dardik. Dalam beberapa kasus, orang tidak akan memiliki wabah kecuali jika dipicu oleh peristiwa kehidupan yang penuh stres.

Mitos: Kita semua ditakdirkan untuk mendapatkan herpes.

Herpes adalah infeksi yang super umum namun tidak berarti Anda pasti akan mendapatkannya. Bahkan, sebagian besar wabah biasanya terjadi dalam kurun waktu satu sampai dua tahun.

Memiliki herpes atau berhubungan dengan seseorang yang memiliki virus herpes, tidak berarti kehidupan seks Anda ditakdirkan menjadi buruk.

Praktik seks yang aman dapat mengurangi risiko penyebaran walau tidak sepenuhnya menjamin. Konsultasi dan berobat ke dokter jika dia atau Anda memiliki gejala herpes.

"Banyak orang berpikir bahwa penderita herpes adalah kotor dan tabu, tapi itu tidak benar," Dr. Rosser mengingatkan. "Sekali lagi, herpes adalah infeksi yang sangat umum. Siapapun bisa mendapatkannya."

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.