Cerita WNI di Kanagawa Jepang soal Ngerinya Topan Hagibis
Rajanusantara - Topan Hagibis melanda Jepang. Salah satu WNI yang tinggal di Prefektur Kanagawa, Nita, bercerita tentang ngerinya suasana di sana akibat topan super tersebut.
"Kencang banget anginnya dan kami harus jauh dari jendela yang kaca, udah gelap juga di sini," kata Yahranita Sharif, Sabtu (12/10/2019).
Dia mengatakan wilayahnya yang berjarak sekitar 45 menit dari Tokyo diprediksi masuk ke zona merah atau sangat rawan dampak dari topan tersebut. Menurutnya, pemerintah setempat memprediksi topan baru akan menerjang Kanagawa sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Namun, sejak Jumat (11/10), angin kencang dan hujan lebat sudah menerjang daerah Kanagawa. Nita mengatakan pintu dan jendela apartemen tempatnya tinggal seperti 'ditabrak' akibat kencangnya angin.
"Hujan lebat dari kemarin malam. Topannya belum datang. Tapi anginnya kencang banget, sampai jendela kami kaya ditabrak gitu bunyinya," ujarnya.
Nita, yang bekerja sebagai perawat di Jepang, menyebut sejumlah daerah lain sudah diterjang topan tersebut dan menyebabkan kerusakan, bahkan membuat kegiatan operasional kereta dihentikan total per pukul 13.00 waktu setempat. Selain topan, dia menyebut gempa baru saja terjadi di sana.
"Kereta tadi jam 1 siang sudah mati total," ujarnya.
Dia berharap bus bisa beroperasi besok hari karena dirinya masih harus melayani pasien di RS. Menurutnya, semua toko di wilayah yang diprediksi terkena topan sudah tutup.
"Kami belum tahu diungsikan atau nggak, tapi kami sudah buat persiapan juga buat ngungsi. Karena lihat dari daerah yang sudah terkena topan, rata-rata diungsikan karena semua rumah rusak parah," tuturnya.
Namun, sejak Jumat (11/10), angin kencang dan hujan lebat sudah menerjang daerah Kanagawa. Nita mengatakan pintu dan jendela apartemen tempatnya tinggal seperti 'ditabrak' akibat kencangnya angin.
"Hujan lebat dari kemarin malam. Topannya belum datang. Tapi anginnya kencang banget, sampai jendela kami kaya ditabrak gitu bunyinya," ujarnya.
Nita, yang bekerja sebagai perawat di Jepang, menyebut sejumlah daerah lain sudah diterjang topan tersebut dan menyebabkan kerusakan, bahkan membuat kegiatan operasional kereta dihentikan total per pukul 13.00 waktu setempat. Selain topan, dia menyebut gempa baru saja terjadi di sana.
"Kereta tadi jam 1 siang sudah mati total," ujarnya.
Dia berharap bus bisa beroperasi besok hari karena dirinya masih harus melayani pasien di RS. Menurutnya, semua toko di wilayah yang diprediksi terkena topan sudah tutup.
"Kami belum tahu diungsikan atau nggak, tapi kami sudah buat persiapan juga buat ngungsi. Karena lihat dari daerah yang sudah terkena topan, rata-rata diungsikan karena semua rumah rusak parah," tuturnya.
Nita menyatakan pemerintah setempat sudah memberi peringatan topan sejak tiga hari yang lalu. Menurutnya, warga yang berada di daerah sangat rawan mayoritas sudah diungsikan.
"Mereka juga sudah antisipasi buat dua hari untuk stok makanan dan air karena kemungkinan listrik akan padam selama dua hari, tapi tadi berita terbaru, daerah Kawasaki, yang hanya beberapa stasiun dari tempat aku, sudah banjir sepinggang orang dewasa. Mungkin karena luapan bendungan dan air laut yang naik juga," jelasnya.
"Mereka juga sudah antisipasi buat dua hari untuk stok makanan dan air karena kemungkinan listrik akan padam selama dua hari, tapi tadi berita terbaru, daerah Kawasaki, yang hanya beberapa stasiun dari tempat aku, sudah banjir sepinggang orang dewasa. Mungkin karena luapan bendungan dan air laut yang naik juga," jelasnya.
Tidak ada komentar: