Menguak Latar Belakang Brenton, Pelaku Penembakan di New Zealand


Rupanya, dia adalah seorang...

Info – Salah satu pelaku penembakan di masjid di Selandia Baru berhasil diidentifikasi. Nama pria itu adalah Brenton Tarrant.

Namanya diketahui setelah mengunggah sebuah video live stream di Facebook selama serangan yang membuat 49 orang meninggal dunia.

Pria yang berakun Brenton Tarrant 9 ini terlihat pergi ke Masjid Al Noor. Dia melancarkan tembakan sebanyak 205 kali dan membunuh puluhan orang. Pelaku menggunakan empat senjata yang berbeda dan hanya sekali mengisi peluru.

 Brenton Tarrant

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menyebut teroris ini sebagai ekstremis dan teroris sayap kanan.

Lalu, Siapa Brenton Tarrant?

Tarrant mendeskripsikan dirinya di akun Facebook sebagai pria kulit putih biasa dan berusia 28 tahun. Pria ini lahir di Australia dan merupakan seorang pekerja. Dia juga berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.

“ Keluarga saya merupakan campuran orang Skotlandia, Irlandia, dan Inggris. Saya punya pengalaman masa kecil yang biasa saja. Saya tidak terlalu berminat terhadap pendidikan selama sekolah, hampir tak mencapai nilai kelulusan,” tulis Tarrant.

Dia juga menulis telah merencanakan serangan untuk membalas “ ribuan kematian” yang disebabkan oleh penjajah asing.

Selama serangan, Tarrant terlihat memakai pakaian militer dan ada banyak senapan bergambar di mobilnya.

Sebelum penembakan, pria itu mengunggah gambar di Twitter yang menunjukkan pelaku penembakan massal atau korban serangan teror.

“ Berapa banyak (korban) dari serangan ini yang dengan cepat dilupakan?” tulis dia.

Pria ini juga menulis manifesto yang berisi cacian rasis tentang imigrasi massal. Dikatakan bahwa imigrasi sebagai “ genosida” orang kulit putih.

Terkuak! Ini Motif Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru

Info - Polisi telah menangkap empat pelaku teror di dua masjid di Christchruch, Selandia Baru. Para pelaku terdiri dari tiga pria dan satu wanita.

" Polisi tidak mengetahui adanya tersangka lain di daerah ini, tetapi tidak akan menganggap tidak akan ada tersangka lebih lanjut," kata Kepala Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, dikutip dari Global Times, Jumat 15 Maret 2019.

Bush mengatakan, polisi setempat juga telah menemukan dan menetralkan sejumlah alat peledak improvisasi (IED) yang terpasang pada kendaraan.

Sementara itu, laman The Local melaporkan, seorang teroris yang ditahan menyebut aksinya dilakukan karena `balas dendam` atas kematian seorang gadis di Swedia yang berusia 11 tahun dalam serangan teror Stockholm pada 2017.

Teroris itu disebut-sebut tergabung dalam kelompok ekstrimis sayap kanan. Salah satu teroris diidentifikasi sebagai pria kelahiran Australia yang menulis telah merencanakan aksi itu hingga dua tahun.

Dokumen setebal lebih dari 70 halaman yang dikutip oleh media Australia dipenuhi dengan referensi `white power`, menyebut imigran sebagai " penjajah asing" , dan menggambarkan serangan itu sebagai upaya untuk " menciptakan suasana ketakutan" .

Tersangka kelahiran Australia, dilaporkan menggambarkan dirinya sebagai seorang rasis dan fasis. Merujuk pada teroris dan pembunuh massal asal Norwegia, Anders Behring Breivik dan, Swedia, Anton Lundin Pettersson, yang menewaskan tiga orang dalam serangan terhadap sekolah di Trollhättan pada 2015.

Temuan Mengejutkan di Dalam Mobil Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru

Info - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menyebut penembakan di dua masjid di Kota Christchurch pada Jumat siang waktu setempat sebagai serangan teroris.

" Sangat jelas bahwa ini hanya bisa dijelaskan sebagai serangan teroris," kata Ardern, dikutip dari New Zealand Herald, Jumat 15 Maret 2019.

Ardern mendasarkan pernyataannya pada pola serangan yang rapi. Menurut dia, serangan tersebut sudah disiapkan dengan matang. " Dua alat peledak ditemukan di kendaraan tersangka dan sudah dilucuti," kata dia.

Sebanyak empat orang ditangkap terkait serangan ini. Meski keempat tersangka tidak masuk dalam daftar pengawasan terorisme, Ardern menyatakan hal itu tidaklah masalah.

" Saat ini ada empat orang yang telah ditangkap, tetapi tiga orang terkait serangan ini dan sudah ditahan, salah satu dari tiga orang ini mengaku lahir di Australia," kata Ardern.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.